Showing posts with label Sajak. Show all posts
Showing posts with label Sajak. Show all posts

Aku Tak Tahu,

0

Aku tahu Aku akan mati dalam waktu dekat
Pahala masih jauh tercapai dan dosa semakin membukit
Sementara Aku masih menopang kaku dan berleha-leha
Memuliakan dunia menepikkan Akhirat

Aku akan mati dalam waktu dekat
Wangi Neraka terasa menyengat jiwa
Taman Syurga menjauh dari pandangan mata
Aku belum tahu mau kemana…


Maret 2005

MATAHARI TIDAK PERNAH MERATAP

0

Matahari benderang
Awan tersingkirkan angin
Angin… angin… angin…
Menghempas keteduhan

Terik membuat dahaga
Mengeringkan kerongkongan
Menjadikan penderitaan
Meratap… meratap… meratap…

Wajah-wajah sendu di hembus angin
Muka muka nestapa di biarkan meratap

Panas serta mendampingi
Menyebar aroma menyiksa
Membelai alam dengan sayang
Memeluk buaian asmara

Matahari gentar meratap
Awan di hembus angin dengan mantap
Membiarkan cerita berlalu
Tanpa kebahagiaan di akhir episode


Akhir Januari 2005

Kekasihku, Aku...

0

“Aku kedinginan kekasihku
hangatkanlah Aku dengan auramu
biarkan Aku mendekam di antara buah dadamu
agar dapat mencari kebekuanku

jangan lepaskan Aku, kekasihku
peluk Aku hingga ku terlelap dalam mimpiku
belai Aku, kekasihku
berikan semua gelora yang kau punya untukku
Aku butuh kamu, kekasihku...”

“genggam jemariku, kekasihku
belai rambutku, kekasihku
kecuplah bibirku, kekasihku
bisikkan Aku kata cinta, kekasihku
jaga Aku dengan segala kasih sayangmu
lingdungi Aku dari dinginnya kehidupanku, kekasihku

jangan.. jangan biarkan Aku sendirian, kekasihku
tetaplah disampingku kekasihku, hanya untukku
kekasihku, Aku...”


At Night, 18 Januari 2005

Sajak Buat Pelacurku

0

Malam ini Aku teringat kamu
Entah mengapa setiap Aku mengingat kamu
Hanya satu tertuju: ranjang!
Dan segala aktifitasnya
Tak terhitung berapa malam kita geluti
Kita menggeluti malam dengan saling bergelut
Saling menyerang saling telanjang
Dengan betinamu Aku terpuaskan
Kau lemaskan Aku dengan hasrat kelabumu

Entah cinta atau nafsu
Yang saat itu tercipta di atas birahi
Karena yang ku rasakan hanya kenikmatan
Dan yang ku dengar malam itu bukan bisikan cinta
Tetapi erangan…

Kamu buru nafasku dengan nafasmu
Tak kamu biarkan waktu menghitam
Kamu memang wanita luar biasa
Yang membuat Aku tak berdaya
Di setiap ranjang yang beda
Serta kamar yang berbeda
Dan tidak pernah lupa,
kamu keluarkan gaya yang berbeda beda
Dengan tujuan yang selalu sama:
Mencapai puncak orgasme bersama
Kamu berikan kamu serahkan
Seluruh tubuhmu untuk ku cumbui
Tanpa kekecewaan dan tanpa penyesalan
Kita merajut dosa…

Hai pelacurku…
Kau habiskan malam-malamku
Hanya untuk birahimu
Kau tuntun Aku ke syurgamu
Bercengkrama dengan ludah
Kau suguhi Aku susu murni kaya rasa
Dan kamu mengajari Aku bercinta
Dan menciptakan noda di selimutmu


Lima belas januari dua ribu lima
Nol nol dua puluh tujuh